OJK: Transaksi Saham Sulampua Capai Rp22,47 Triliun per 2025
RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Kantor Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (OJK Sulselbar) menilai bahwa stabilitas sektor jasa keuangan di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua) tetap terjaga meskipun berada di bawah tekanan dinamika perekonomian global sepanjang Mei 2025.
Penilaian tersebut sejalan dengan kondisi sektor jasa keuangan nasional yang juga tercatat stabil sebagaimana dipaparkan dalam hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK pada 25 Juni 2025.
Ketahanan ini menjadi cerminan dari resiliensi sektor keuangan nasional yang solid, serta menunjukkan bahwa fundamental perekonomian domestik di wilayah Sulampua tetap kuat.
Perekonomian Sulampua dinilai menunjukkan ketangguhan yang signifikan dengan inflasi yang relatif terkendali. Hal ini mencerminkan keberhasilan koordinasi pengendalian harga dan peran aktif sektor riil dalam menjaga keseimbangan ekonomi di kawasan tersebut.
Stabilitas ini menjadi landasan penting bagi sektor jasa keuangan untuk menjalankan perannya secara optimal, termasuk dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui intermediasi yang sehat dan perluasan akses keuangan.
Kepala OJK Sulselbar, Moch. Muchlasin, menegaskan bahwa sektor jasa keuangan di wilayah Sulampua tidak hanya stabil dari sisi perbankan, tetapi juga menunjukkan perkembangan positif pada sektor pasar modal.
“Jumlah investor di wilayah Sulampua terus menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan, terutama pada instrumen saham,” jelasnya.
Per Mei 2025, jumlah Single Investor Identification (SID) tercatat sebanyak 1.039.219 SID, meningkat 20,22 persen secara tahunan (year-on-year). Mayoritas investor di wilayah ini tercatat memiliki portofolio pada instrumen reksa dana, yang mencerminkan pendekatan investasi berbasis manajemen risiko.
Namun demikian, pertumbuhan SID tertinggi tercatat pada instrumen saham, yakni sebesar 28,40 persen (yoy). Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap investasi langsung di pasar saham semakin kuat, seiring dengan meningkatnya literasi dan akses terhadap produk pasar modal.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan