RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Microsoft mengumumkan bakal pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terhadap sekitar 6.000 karyawannya, atau setara 3 persen dari total tenaga kerja globalnya.osoft

Keputusan ini diambil sebagai bagian dari langkah efisiensi perusahaan sekaligus penyesuaian strategi bisnis di tengah investasi besar-besaran pada pengembangan teknologi kecerdasan buatan (AI).

“Kami terus menerapkan perubahan organisasi yang diperlukan untuk memposisikan perusahaan dengan sebaik-baiknya agar sukses di pasar yang dinamis,” ujar juru bicara Microsoft dalam pernyataan tertulis yang dikutip Reuters, Rabu (14/5/2025).

Pemangkasan ini mencakup seluruh tingkatan jabatan dan wilayah operasi Microsoft, menjadikannya sebagai PHK terbesar sejak 2023 ketika perusahaan memecat 10.000 karyawan.

PHK kali ini disebut tidak berkaitan dengan performa individu karyawan, berbeda dengan pengurangan kecil yang dilakukan awal tahun karena alasan kinerja.

Per Juni 2024, Microsoft tercatat mempekerjakan sekitar 228.000 orang. Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat itu memang secara rutin melakukan evaluasi dan restrukturisasi untuk menyesuaikan fokus strategis.

Namun, skala PHK kali ini menunjukkan tekanan besar yang dihadapi sektor teknologi dalam menyeimbangkan pertumbuhan dan efisiensi biaya.

Langkah ini diumumkan hanya beberapa pekan setelah Microsoft melaporkan pertumbuhan yang melampaui ekspektasi pada unit bisnis komputasi awan Azure serta kinerja keuangan yang solid pada kuartal terakhir 2024.

Meski demikian, margin keuntungan Microsoft Cloud menyusut menjadi 69 persen per Maret 2025, turun dari 72 persen pada periode yang sama tahun lalu. Penyebab utama penyusutan tersebut adalah biaya infrastruktur untuk pengembangan AI.

Tahun ini, Microsoft diketahui mengalokasikan belanja modal sebesar US$80 miliar. Sebagian besar dana itu difokuskan pada perluasan dan pembangunan pusat data baru guna mendukung kapasitas layanan AI, yang kini menjadi pusat strategi pertumbuhan perusahaan.