RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Di tengah tekanan harga komoditas global dan tantangan operasional internal, PT Vale Indonesia Tbk (IDX: INCO) tetap berhasil membukukan kinerja positif pada triwulan pertama tahun 2025.

Dalam laporan kinerja yang dirilis Selasa, 29 April 2025, PT Vale mencatat produksi nikel matte sebesar 17.027 metrik ton pada kuartal I-2025. Meski angka ini mengalami penurunan sekitar 8 persen dibandingkan kuartal sebelumnya (Q4-2024) dan turun 6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (Q1-2024), perusahaan tetap menunjukkan ketahanan operasional.

Penurunan produksi disebabkan oleh gangguan tak terduga pada salah satu tanur listrik, yang mengalami masalah pada sistem elektroda. Merespons hal tersebut, manajemen PT Vale mengambil langkah strategis dengan mempercepat jadwal pemeliharaan dari kuartal ketiga ke kuartal pertama untuk menjaga kelancaran produksi sepanjang sisa tahun berjalan.

“Meskipun ada tantangan, kami tetap berada di jalur yang benar. Komitmen kami terhadap efisiensi, inovasi, dan diversifikasi tetap kuat,” ujar Wakil Presiden Direktur dan Chief Operation and Infrastructure Officer PT Vale, Abu Ashar, dalam keterangan tertulis.

Sepanjang kuartal ini, PT Vale mengirimkan 17.096 ton nikel matte dengan total penjualan senilai US$206,5 juta. Nilai ini lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencatat penjualan sebesar US$241,8 juta, seiring dengan penurunan volume pengiriman dan harga rata-rata nikel yang hanya mencapai US$11.932 per ton.

Sebagai bagian dari strategi diversifikasi, PT Vale untuk pertama kalinya menjual sekitar 80.000 ton bijih saprolit ke pasar domestik. Langkah ini menjadi terobosan baru dalam ekspansi bisnis perusahaan dan merupakan bagian dari target penjualan saprolit sebesar 290.000 ton hingga pertengahan 2025, menyusul disetujuinya Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) pada akhir 2024.

Di sisi pengelolaan biaya, perusahaan mencatat penghematan signifikan. Biaya Pendapatan berhasil ditekan sebesar 13 persen secara kuartalan, dari US$213,8 juta menjadi US$187,0 juta. Jika dibandingkan dengan kuartal pertama tahun lalu, angka ini juga mengalami penurunan 11 persen. Strategi efisiensi biaya ini didukung oleh pengadaan material berskala besar dan menurunnya harga komoditas.

Pengendalian biaya tersebut berkontribusi pada pencapaian kinerja keuangan yang positif. PT Vale mencatatkan EBITDA sebesar US$51,7 juta dan laba bersih sebesar US$21,8 juta sepanjang kuartal pertama 2025, mencerminkan daya tahan perusahaan di tengah gejolak pasar global maupun tantangan teknis di lapangan. (*)