Mengapa Lulusan Perhotelan Tak Otomatis Diterima di Hotel Bintang 5?
RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Banyak anak muda yang berpikir bahwa setelah menyelesaikan kuliah atau sekolah di jurusan perhotelan, pintu menuju hotel bintang 4 atau 5 akan terbuka lebar. Tapi kenyataannya, tidak sedikit lulusan perhotelan yang justru menganggur atau hanya bekerja di sektor non-hospitality. Mengapa bisa begitu?
Karena gelar saja tidak cukup. Dunia kerja, terutama industri perhotelan internasional, membutuhkan lebih dari sekadar ijazah dan nilai akademik. Mereka mencari kandidat dengan skill nyata, pengalaman langsung, attitude kerja profesional, dan kemampuan komunikasi global. Dan sayangnya, banyak lulusan perhotelan belum punya semua itu saat lulus.
Hotel Bintang 5 Butuh Lebih dari Teori
Hotel-hotel berbintang tinggi—seperti Marriott, Hyatt, Jumeirah, hingga Dusit—memiliki standar pelayanan yang sangat tinggi. Mereka menginginkan staf yang:
Siap kerja dari hari pertama
Terlatih secara teknis dan mental
Terbiasa dengan SOP internasional
Bisa berkomunikasi dalam Bahasa Inggris profesional
Tahu cara bersikap di hadapan tamu internasional
Kebanyakan pendidikan formal hanya memberikan teori dan praktik terbatas. Tapi kenyataan di lapangan menuntut jam terbang, ketangguhan mental, serta kemampuan adaptasi yang tinggi. Tanpa itu semua, lulusan baru akan dianggap belum siap dan perlu dilatih ulang, yang artinya bukan prioritas utama untuk direkrut.
Lulusan Perhotelan Sering Kalah Bersaing dengan Non-Lulusan yang Punya Pengalaman Magang Internasional
Ini mungkin terdengar menyakitkan, tapi nyata. Seorang lulusan SMA yang mengikuti pelatihan hospitality 3 bulan dan magang langsung di hotel internasional di luar negeri bisa lebih dilirik daripada seorang sarjana perhotelan tanpa pengalaman kerja nyata. Perusahaan lebih menghargai siapa yang sudah terbukti bisa bekerja sesuai standar, bukan hanya siapa yang punya gelar.
Solusi: Tambah Skill, Dapatkan Sertifikasi, dan Ikuti Magang Internasional

Tinggalkan Balasan