Skill Tanpa Sertifikat: Tak Terlihat di Dunia Kerja
RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Pernahkah kamu merasa sudah punya banyak skill, pengalaman kerja informal, atau bahkan pernah kerja serabutan di dunia hospitality, tapi tetap saja gagal saat melamar pekerjaan yang kamu incar? Sayangnya, bukan karena kamu tidak bisa, tapi karena kamu tidak terlihat.
Di mata dunia kerja profesional—baik di dalam maupun luar negeri—skill tanpa bukti itu seperti cerita tanpa saksi. Kamu bisa mengklaim apa saja, tapi perusahaan butuh sesuatu yang bisa diverifikasi: sertifikat resmi yang menunjukkan bahwa kamu memang kompeten dan layak diberi kepercayaan.
Dunia Kerja Butuh Bukti, Bukan Sekadar Cerita
Perusahaan, khususnya yang sudah mapan atau berskala internasional, memiliki sistem rekrutmen yang tidak bisa ditembus hanya dengan “saya bisa ini dan itu.” Mereka memerlukan parameter objektif, dan salah satu parameter yang paling dihargai adalah sertifikat kompetensi.
Sertifikat ini bukan sekadar kertas. Ia adalah simbol bahwa kamu:
Telah menjalani pelatihan resmi
Diuji oleh lembaga berwenang
Menguasai standar kerja sesuai kebutuhan industri
Siap kerja tanpa harus diajari dari nol
Tanpa ini, kamu akan terus kalah bersaing dengan kandidat lain yang mungkin kemampuannya setara atau bahkan di bawahmu—hanya karena mereka punya sertifikat yang kamu tidak punya.
Realita Lulusan Non-Sertifikasi: Pintar Tapi Tidak Dipilih
Bayangkan ada dua orang melamar posisi yang sama di sebuah hotel internasional. Keduanya punya pengalaman kerja. Tapi yang satu punya sertifikat kompetensi dari lembaga pelatihan resmi, sementara yang satu tidak. Siapa yang lebih cepat dipanggil interview?
Jawabannya jelas: yang punya sertifikat.
Banyak anak muda Indonesia yang sebenarnya punya potensi besar, tapi terkendala karena tidak memiliki dokumen pendukung kompetensi mereka. Akibatnya, mereka hanya dianggap sebagai “tenaga umum” alih-alih tenaga profesional. Inilah yang membuat upah mereka rendah, posisi tidak berkembang, dan karier tidak maju.

Tinggalkan Balasan