RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Itu kenyataan pahit yang dialami ribuan lulusan SMK setiap tahunnya. Mereka sekolah tiga tahun dengan harapan bisa langsung kerja. Tapi setelah lulus? Lowongan tak kunjung datang. CV dikirim ke mana-mana, tapi tak juga dipanggil. Padahal katanya, lulusan SMK disiapkan untuk langsung masuk dunia kerja. Lalu, kenapa nyatanya justru sebaliknya?

Data Terbaru: Hanya 12% Lulusan SMK yang Terserap Dunia Kerja

Menurut laporan dari Kementerian Ketenagakerjaan dan data nasional lainnya, hanya sekitar 12% lulusan SMK yang benar-benar terserap di dunia kerja formal. Artinya, dari setiap 100 siswa yang lulus SMK, hanya 12 yang bekerja sesuai bidangnya. Sisanya? Menganggur, bekerja serabutan, atau banting setir ke jalur yang sama sekali tidak sesuai dengan keahlian mereka.

Penyebabnya kompleks:

Skill yang diajarkan tidak relevan dengan kebutuhan industri

Minimnya pengalaman kerja nyata saat masih sekolah

Kemampuan komunikasi, attitude, dan bahasa asing yang lemah

Kurangnya akses ke pasar kerja global

SMK Tidak Salah, Tapi Sistem yang Harus Diperbaiki

Bukan berarti sekolah kejuruan tidak penting. Justru sebaliknya. SMK punya potensi besar menjadi mesin penggerak tenaga kerja produktif di Indonesia. Namun tanpa pelatihan lanjutan yang sesuai dengan standar industri global, lulusan SMK akan terus kesulitan bersaing. Dunia kerja hari ini tidak hanya butuh ijazah. Dunia kerja butuh skill siap pakai, sikap profesional, dan kemampuan adaptasi tinggi.

Solusinya? Bangun Jalan Baru Lewat Magang Internasional

Daripada terjebak menunggu lowongan yang tak kunjung datang, saatnya kamu membuat langkah yang lebih berani dan strategis: magang ke luar negeri. Ini bukan hanya tentang bekerja di negara orang, tapi tentang belajar langsung dari industri yang sudah maju, membangun kepercayaan diri, dan mengasah kemampuan secara langsung di lapangan.