RAKYAT.NEWS, JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI telah memastikan bahwa tidak ada tanda-tanda serangan ransomware yang terdeteksi dalam sistem mereka.

Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) telah melakukan investigasi menyeluruh dan tidak menemukan indikasi atau pelanggaran keamanan data di aplikasi, jaringan, dan sistem keamanan perusahaan.

BSSN juga telah memastikan bahwa sistem BRI tetap aman tanpa gangguan yang mempengaruhi layanan perbankan maupun data nasabah.

Menteri Komunikasi dan Informatika, Meutya Hafid, juga menyatakan bahwa hasil asesmen tidak menemukan adanya serangan ransomware.

Direktur Digital dan Teknologi Informasi BRI, Arga M. Nugraha, menjelaskan bahwa perusahaan telah merancang strategi untuk melindungi data nasabah.

“Langkah yang dilakukan oleh perseroan mencakup penerapan keamanan digital terkini, pengembangan aplikasi yang terintegrasi dengan praktik keamanan (DevSecOps practices), pemantauan keamanan TI secara kontinyu dan real-time,” katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (3/1).

Tindakan proaktif telah dilakukan dalam mengatasi celah keamanan dan pembentukan Tim Tanggap Insiden Keamanan Komputer yang disertifikasi oleh BSSN.

BRI menerapkan kerangka kerja keamanan siber berdasarkan NIST (National Institute of Standards and Technology) untuk meningkatkan keamanan digital dan menjalankan end-to-end security di seluruh layanan perbankan digital.

Arga menyatakan bahwa BRI akan terus meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman siber dan memperkuat keamanan digital di masa depan.

“Termasuk dalam hal ini adalah mengalokasikan sumber-sumber daya utama kami untuk penguatan dan pengembangan keamanan digital, yang meliputi aspek teknologi, proses, dan people,” jelasnya.

Dengan langkah-langkah tersebut, BRI berkomitmen untuk melindungi data dan dana nasabah serta mempertahankan kepercayaan masyarakat.