RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Pemerintah menggelontarkan anggaran sebesar Rp139 triliun untuk ketahanan pangan yang dikomando oleh Kementerian Pertanian.

Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, menggarisbawahi pentingnya memastikan hasil produksi pertanian terserap dengan baik, untuk menghindari pemborosan hasil produksi.

“Negara mengeluarkan anggaran ketahanan pangan Rp139 triliun. Jangan sampai Rp139 triliun tadi mubazir hanya karena di ujungnya setelah produksi naik, tidak diserap dengan baik,” tegas Sudaryono, Jumat (20/12/2024), mengutip CNNIndonesia.com.

Sudaryono juga menjelaskan bahwa peningkatan produksi pangan, baik melalui intensifikasi maupun ekstensifikasi, harus sejalan dengan kebijakan penyerapan hasil produksi agar petani tidak merugi.

“Jangan sampai ini sudah produksi naik tinggi, yang produktivitasnya kita kencang tinggi, nanti begitu panen tidak ada yang beli,” katanya.

Menurutnya, Indonesia perlu pendekatan komprehensif untuk menjaga ketahanan pangan, termasuk dengan rencana pembukaan 3 juta hektar sawah baru dalam lima tahun mendatang.

Dia yakin langkah ini akan menjamin ketersediaan pangan nasional untuk 100 tahun ke depan, walaupun dihadapi oleh tantangan alih fungsi lahan dan perubahan iklim.

“Belum lagi kita merencanakan dalam 5 tahun ke depan, itu ada cetak sawah yang namanya ekstensifikasi, yaitu mencetak sawah baru. Hitungan kita sudah hitung, kalau kita cetak sawah baru, dengan 3 juta di 5 tahun yang akan datang, selesai 3 juta penambahan sawah baru, maka insyaallah hitungan kita masa depan Indonesia untuk perusahaan pangan, safe selama 80-100 tahun ke depan,” ucapnya.

Sudaryono menekankan bahwa kebijakan strategis ini perlu dieksekusi secara optimal agar anggaran besar untuk ketahanan pangan dapat memberikan manfaat nyata bagi petani dan masyarakat.

“Kadang-kadang kita demi menyelamatkan uang yang kecil, ternyata kita mengorbankan uang yang besar,” pungkasnya.

YouTube player