RAKYAT.NEWS. JAKARTA – Bank emas pertama di Indonesia, juga dikenal sebagai bullion bank, direncanakan akan memulai operasinya pada paruh pertama tahun 2025. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, yaitu Airlangga Hartarto, mengungkapkan target ini setelah aturan lembaga keuangan untuk kegiatan bisnis emas, yang dikelola oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), diterbitkan.

“Kita berharap di tahun depan semester pertama (bullion bank) bisa direalisasikan,” kata Airlangga, Selasa (10/12/2024), mengutip Kompas.

Menurut Airlangga, kegiatan bullion yang mencakup penitipan, pembiayaan, dan perdagangan emas telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (PPSK).

“Bullion bank kan sebetulnya by law, undang-undangnya sudah kita masukkan,” ujar dia.

OJK sebelumnya telah menerbitkan pedoman bagi lembaga keuangan yang ingin menyelenggarakan kegiatan bisnis emas, yang diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 17 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Bullion.

Kepala Departemen Pengaturan dan Pengembangan Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya, Ahmad Nasrullah, menjelaskan bahwa lembaga keuangan yang menjalankan kegiatan bullion minimal harus menawarkan empat layanan, yaitu simpanan, penitipan, perdagangan, dan pembiayaan emas.

Hingga saat ini, OJK menyimpulkan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) dan PT Pegadaian (Persero) sebagai dua entitas yang paling siap untuk mengoperasikan kegiatan bullion.

“Kalau ditanya kesiapan, terutama yang dua ini (Pegadaian dan BSI), inilah yang paling siap dari sisi infrastruktur, permodalan, kan kami terapkan Rp 14 triliun, dua ini lah yang paling siap,” kata dia dalam media briefing POJK No.17 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Bullion, Senin (9/12/2024).

Nasrullah juga menambahkan bahwa saat ini Pegadaian baru menjalankan layanan kustodian untuk emas.