“Kami sangat terbantu dengan benih nilam yang telah diberikan, terlebih lagi dari inovasi KJA ini,  sehingga warga yang selama ini mengandalkan metode tradisional dalam menangkap ikan, sekarang memiliki cara baru yang lebih produktif dan ramah lingkungan,” ujar Alimuddin.

Selain pengembangan komoditi nilam di Desa Manimbaya, LAZ Hadji Kalla juga mendorong pengembangan produk olahan minyak kelapa dengan memberikan pelatihan agar warga dapat menghasilkan minyak kelapa berkualitas tinggi.

Desa Powelua yang terletak di daerah berkontur curam dengan tingkat air rendah juga mendapat perhatian khusus. Salah satu program andalannya adalah pengembangan padi ladang, di mana padi ditanam di lahan kering dengan pengairan terbatas.

Asmin, Kepala Desa Powelua, pada awalnya ragu dengan kemungkinan menanam padi di lahan tersebut, tetapi dengan bantuan dari LAZ Hadji Kalla, warga mulai menyadari potensi yang dapat dikembangkan untuk kebaikan desa.

“Kami sangat terbantu dengan benih nilam yang telah diberikan, terlebih lagi dari inovasi KJA ini,  sehingga warga yang selama ini mengandalkan metode tradisional dalam menangkap ikan, sekarang memiliki cara baru yang lebih produktif dan ramah lingkungan,” ungkapnya.

Fasilitator LAZ Hadji Kalla di Desa Tosale juga aktif dalam program pemberdayaan dan pendampingan desa, seperti pelatihan pembuatan keripik kelapa yang menjadi produk andalan desa serta pemberdayaan peternakan melalui bantuan 300 bibit ayam kampung super kepada warga untuk dibudidayakan.

Untuk mendukung ketahanan pangan, dilakukan pendampingan komoditi 4.000 cabai dalam demplot seluas 1 Ha yang telah ditanam dan dibudidayakan dengan perkiraan panen perdana pada pertengahan bulan Oktober.

Keempat desa yang menjadi fokus program DBS LAZ Hadji Kalla mulai merasakan manfaat positif dari program ini, baik dalam peningkatan pengetahuan maupun ekonomi.