RAKYAT NEWS, JAKARTA – Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-5 Republik Indonesia, mengklaim bahwa ia berhasil melunasi utang Indonesia kepada Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) saat menjabat sebagai presiden pada tahun 2003.

“Ini saya nih pernah mengalami toh, tahun ’97 krisis, tapi karena saya enggak punya mau, enggak punya apa, saya hanya mau rakyatku jangan menderita, semuanya selesai. IMF-nya utang dari zaman Pak Harto (Presiden ke-2 Soeharto) saya selesaikan loh,” ujar dia dalam sambutan pada Pengumuman Bakal Calon Kepala Daerah 2024, Senin (26/8).

“Kalau enggak percaya, tanya ke CNBC. Saya dapat award, saya sendiri bingung. Loh, kok dapat award, kenapa? ‘Ya, karena kalau dalam ekonomi begitu ibu bisa menyelesaikan IMF’. Wah, saya pikir iya benar juga, ya,” kata Megawati.

Krisis moneter pada tahun 1998 merupakan masa sulit dalam sejarah ekonomi Indonesia, yang ditandai dengan pelemahan nilai tukar rupiah secara drastis dan berdampak luas pada berbagai sektor ekonomi.

Saat itu, karena lonjakan utang luar negeri oleh sektor swasta, Indonesia terpaksa meminta bantuan ke IMF. Total pinjaman yang disepakati dengan IMF adalah sebesar 17,36 miliar Special Drawing Rights (SDR) atau sekitar US$23,53 miliar.

Pinjaman pertama senilai 8,34 miliar SDR disepakati pada 5 November 1997, namun yang dicairkan hanya 3,67 miliar SDR. Selanjutnya, pada 25 Agustus 1998, Indonesia menerima pinjaman extended fund facility (EFF) senilai 5,38 miliar SDR, namun yang terealisasi hanya 3,8 miliar SDR.

Pinjaman selanjutnya disetujui pada 4 Februari 2000 dengan nilai 3,64 miliar SDR yang seluruhnya dicairkan. Selama periode 1997-2003, pencairan pinjaman IMF kepada Indonesia dilakukan secara bertahap hingga akhirnya lunas saat kepemimpinan Megawati.

Setelah berakhirnya kerja sama dengan IMF, Megawati menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 Tahun 2003 tentang Kebijakan Ekonomi Pasca Kerjasama dengan IMF untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional.

Pembayaran terakhir utang Indonesia ke IMF dilakukan pada Oktober 2006 saat pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Selama 2001-2006, Indonesia berhasil melunasi utang pokok senilai US$11,1 miliar, dengan pembayaran terakhir pada 12 Oktober 2006.

Total pembayaran utang Indonesia termasuk pokok dan bunga mencapai 13,21 miliar SDR dari tahun 1998 hingga 2006.