RAKYAT.NEWS, JAKARTABank Indonesia (BI) sedang mempertimbangkan untuk menurunkan tarif layanan BI Fast. Saat ini, tarifnya adalah Rp 2.500 per transaksi.
Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI), Ryan Rizaldy, menyatakan bahwa pihaknya belum bisa memastikan kapan tarif BI Fast akan disesuaikan.
Karena menurutnya, prioritas saat ini adalah meningkatkan infrastruktur layanan keuangan.
“Kemungkinan untuk penyesuaian tarif ke depan selalu ada. Namun saat ini prioritas kamu adalah memastikan adanya kerja sama yang kuat antara Bank Indonesia dan pelaku industri,” kata Ryan saat pelatihan wartawan di Bali, dikutip dari Kumparan, Minggu (25/8/2024).
Ryan memperkirakan akan terjadi peningkatan transaksi digital dari 0,6 miliar menjadi 10,05 miliar pada tahun 2030, naik 14 kali lipat. Oleh karena itu, infrastruktur digital perlu ditingkatkan.
Ia juga menegaskan bahwa saat ini layanan BI Fast sangat diminati oleh masyarakat. Ketika layanan BI Fast mengalami gangguan, masyarakat lebih memilih menunggu pemulihan layanan tersebut daripada beralih ke platform lain.
Karena saat ini, ujar Ryan, faktor utama yang memengaruhi naik atau turunnya layanan BI Fast bukanlah kondisi saat ini tetapi kondisi perekonomian secara keseluruhan.
“Penyesuaian harga akan sangat dipengaruhi oleh berbagai hal, seperti kondisi ekonomi dan variabel makroekonomi lainnya, termasuk inflasi.