RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menjelaskan mengapa BI belum menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) walaupun tingkat inflasi tetap terjaga. Saat ini, BI Rate tetap pada 6,25 persen.

Perry menyatakan bahwa seharusnya BI menurunkan suku bunga mengingat inflasi tahun ini dan tahun depan diproyeksikan tetap stabil di rentang 1,5 persen hingga 3,5 persen.

“Mestinya BI-Rate turun karena ditentukan bagaimana proyeksi inflasi ke depan dan inflasi tahun ini rendah dan tahun depan juga rendah,” katanya di Jakarta, Jumat (2/8/2024), mengutip CNNIndonesia.com.

Menurut Perry, inflasi pada bulan Juni masih terjaga pada angka 2,51 persen karena turunnya harga-harga pangan. Meskipun demikian, BI masih menahan diri untuk menurunkan suku bunga karena kekhawatiran akan kondisi global yang belum stabil.

“Karena inflasi rendah mestinya BI-Rate turun tetapi belum bisa turun karena kami fokus memitigasi risiko global,” katanya.

Perry juga menyampaikan bahwa ke depannya, BI berpotensi menurunkan suku bunga acuan. Namun, keputusan tersebut akan diambil setelah BI memastikan bahwa risiko global sudah terkendali.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa berbagai risiko global harus diawasi dengan sangat cermat, termasuk perang di Ukraina dan ketegangan geopolitik antara Israel-Iran yang masih dapat meningkatkan ketidakpastian di pasar keuangan global.

Disamping itu, meskipun pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan tetap stabil, namun pertumbuhan tersebut masih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

“Tahun 2024, kita semua melihat dan memahami semua outlook yang dilakukan lembaga internasional menunjukkan pertumbuhan ekonomi stabil, tetapi di level yang lemah,” jelasnya.

Laporan terbaru IMF pada Juli 2024 memperkirakan pertumbuhan ekonomi global hanya akan mencapai 3,2 persen pada tahun ini, yang artinya lebih lemah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 3,3 persen.